SMA Terbuka kini telah menjadi solusi pendidikan di abad 21. Seiring perubahan zaman, sekolah reguler bukan lagi satu-satunya cara anak-anak bisa sukses.
Di era informasi teknologi, paradigma pendidikan telah berubah. Lembaga pendidikan saat ini dituntut kreatif untuk memberikan layanan pendidikan sesuai kebutuhan anak.
SMA Terbuka di Jawa Barat sudah berjalan sejak tahun 2016 hingga sekarang. Program ini terus beradaftasi dengan kondisi yang semakin fleksibel.
Pengelolaan SMA Terbuka terus berkembang menemukan bentuknya. Berdasarkan pengakuan anak-anak SMA Terbuka, mereka memilih SMA Terbuka karena sesuai dengan kebutuhannya.
Salah satunya mereka memilih SMA Terbuka karena sudah memiliki bisnis. Mereka memilih SMA Terbuka karena butuh waktu yang bisa tetap sekolah dan bisnis tetap jalan.
Ada juga anak yang memilih karir menjadi atlit. Menjadi seorang atlit harus fokus berlatih dan sekolah tetap jalan. Mereka menemukan SMA Terbuka sebagai solusi terbaik.
Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd, Kepala SMA Negeri 15 Bandung mengatakan, “SMA Terbuka seiring dengan perubahan zaman bisa jadi tren untuk anak-anak milenial yang kreatif.
Melalui Program SMA Terbuka, jika ingin sukses anak-anak tidak perlu harus menunggu lulus sekolah. Sambil sekolah mereka bisa fokus mengembangkan bakat dan minatnya.
Jika diibaratkan anak-anak yang memilih program SMA Terbuka mereka bisa berjalan di dunia kaki. Satu kaki di dunia sekolah dan satu kaki lagi di dunia karir.
Di SMA Terbuka substansi pendidikan pun bisa lebih kontekstual. Di sekolah anak-anak bisa diarahkan untuk belajar sesuai dengan ilmu yang mereka butuhkan.
Pembelajaran di SMA Terbuka bisa lebih bermakna dan terarah pada pengembangan kompetensi dan memang disukai anak-anak. Jadi mereka bisa belajar tanpa paksaan dan menyenangkan.
Seorang anak yang sudah menggeluti menjadi MC (pembawa acara), dari sekolah reguler mereka memilih pindah ke SMA Terbuka agar mereka bisa tetap berkarir sebagai MC.
SMA Terbuka yang dulunya dipandang sebelah mata, seiring dengan perkembangan zaman, kini jadi solusi karena kebutuhan anak-anak sesuai bakat dan minatnya berbeda-beda***
