Jl. Sarimanis No.1, Sarijadi, Kota Bandung (022) 2011975 sman15bdg@yahoo.com
Artikel

SMAN 15 Bandung: Mengurangi Sampah dengan Inovasi Gerakan Mungut Sampah

SMA Negeri 15 Bandung telah berupaya dalam pengurangan sampah plastik dan pengelolaan sampah yang lebih efisien dengan Gerakan Mungut Sampah (GMS). Program ini adalah bagian dari respon darurat terhadap masalah sampah yang semakin mendesak, yang diinisiasi oleh KCD Wilayah VII. Dengan semangat inovasi, SMAN 15 Bandung telah melakukan berbagai cara untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dan menciptakan solusi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Gerakan Mungut Sampah (GMS): Mengubah Pola Pikir

Gerakan Mungut Sampah (GMS) di SMAN 15 Bandung bukan sekadar sebuah program, tetapi sebuah perubahan paradigma. Para siswa dan staf sekolah telah berkomitmen untuk mengubah pola pikir mereka tentang sampah, dari sekadar limbah menjadi sumber daya yang bernilai. GMS telah menjadi tonggak awal menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

Inovasi GMS dalam Pengurangan Sampah Plastik

Salah satu aspek terpenting dari program GMS adalah pengurangan penggunaan sampah plastik. SMAN 15 Bandung telah menciptakan berbagai inovasi untuk mencapai tujuan ini. Seluruh warga sekolah, termasuk siswa dan staf, diarahkan untuk aktif memilah sampah di sumbernya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik yang masuk ke dalam sistem sampah sekolah.

Untuk mengatasi masalah sampah organik dari dedaunan dan sisa makanan, SMAN 15 Bandung telah mempersiapkan lubang-lubang bio kompos berukuran 2 x 2 meter dengan kedalaman 1,5 meter. Sampah dedaunan yang sebelumnya menjadi limbah kini ditampung dalam lubang-lubang bio kompos ini. Proses pengomposan ini bukan hanya membantu mengurangi volume sampah, tetapi juga menciptakan pupuk organik yang dapat digunakan untuk keperluan sekolah.

Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan

Selain langkah-langkah praktis dalam pengurangan sampah plastik, SMAN 15 Bandung juga terus berupaya dalam mengedukasi siswa-siswa tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Mereka belajar untuk memahami siklus sampah, dari pengurangan, pengumpulan, hingga pengolahan akhir. Ini bukan hanya pelajaran di dalam kelas, tetapi juga di lapangan dengan keterlibatan langsung dalam pengelolaan sampah.